Sabtu, 18 Juni 2011

Resume artikel Howard Caygill, Life and Energy, dalam Jurnal Theory Culture & Society, Vol 24, No 6, November 2007, hal 19-25

Kehidupan dan Tenaga

Kesatuan hidup dan tenaga secara kultural muncul dimana-mana, meliputi paket sarapan serial, ekologi politik hingga sekumpulan tenaga/kehidupan yang mempengaruhi peningkatan produk dan program. "The nexus" of life and energy, selain menjadi aksiomatis untuk penelitian kontemporer dalam biologi dan ilmu pengetahuan, juga menjadi persyaratan dalam perkembangan ekstrim melalui catata-catatan pada kehidupan dan kesadaran terhadap penyaluran, perlindungan dan penurunan tenaga. Adapun pusat dari tenaga tersebut, menurut Caygill adalah budaya kontemporer dan ilmu pengetahuan doxa.
Namun, konsepnya sendiri tidak dapat dipindah dalam filosofi kontemporer dan teori. Disini, tugas berlanjut lalu menyangkut beberapa term dalam konsep kuno seperti kekuatan dan kekuasaan. Ketika beberapa konsep yang ada disajikan untuk mengenal element dinamik hingga berlanjut ke teori kontemporer–maka akan tampak seperti rangkaian teoritis pada kekuatan untuk memenuhi kebutuhan atau bio-power–yang secara historis bertentangan dengan zaman, dan secara konsep menjadi terbatas dalam perbandingan konsep energi. Secara filosofi, bagaimanapun, the nexus sangat jarang secara langsung merefleksi atas konsep energi tersebut, apalagi jika dikaitkan dengan energi dan kehidupan.
Lalu, Caygill memberikan sebuah pengecualian yang terlupakan pada filosofis energi, yang dihasilkan oleh Alfred North Whitehead antara tahun 1920 dan 1934. Karya-karya Withehead, seperti The Concept Of Nature (1920), Science And The Modern World (1925), Process and Reality (1929) dan Nature and Life (1934), mengkritik konsep alam pada sejumlah objek dan hubungan-hubungannya (yang disusun berdasarkan term kekuatan dan kekuasaan). Konsep tersebut menjadi konsep baru yang berdasarkan satu pada sebuah peristiwa. Withead, dalam Nature and Life, secara sederhana menghubungkan rambut beruban dengan "peristiwa" kuantum ekspress pada energi. Selanjutnya dia menggunakan perbedaan pada konsep kita tentang fisika alam, yang dimungkinkan dapat didukung perpaduan dengan kehidupan di lain pihak. Konsep fisik pada energi tersebut dimungkinkan dapat ditambahkan dengan konsep fisiologi pada kehidupan. Ini adalah sebuah keberanian sekaligus merupakan anjuran yang dibutuhkan dari Witheheads.
Witheheads berusaha menyatukan perhitungan fisika pada energi alam dan perhitungan fisiologis pada kehidupan dan kesadaran secara provoktif. Hingga kini, tantangan yang ia kemukakan, dalam konsep energi, masih terbuka untuk didalami dan dipelajari.
Satu figure penting yang menjadi perhatian Caygill adalah Herman V. H. Ia adalah pelopor yang menyumbangkan konsep energi pada abad 19. Di luar konsep tersebut, ia mengakui berhutang pada tradisi filosofis dan fakta kerja Emanuel Kant. Kerja Helmholtz, menurut Caygill juga luar biasa mengasyikkan. Sebab keduanya membahas permasalahan energi, baik secara fisik maupun fisioligis. Baru-baru ini hal tersebut diperdebatkan dengan elegan oleh Peter Harman. Ia berpendapat bahwa di samping teori Helmholeltz tentang fisik, energi adalah yang paling dibutuhkan dalam tinjauan fisiologis. Menurut Cygill, ia tidak begitu mendalami detail pemikiran Harman.
Beberapa ide yang mungkin diragukan tentang pemberian pernyataan fisika atas energi yang diprioritaskan terhadap fisiologis, mungkin bisa diperoleh dari keterangan singkat atas konsep kerja yang ada. Pengkondisian fisik pada energi adalah sama dengan kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Ini jika diartikan secara fisiologis. Adapun kehidupan (life) didefinisikan sama dengan kemampuan untuk melakukan kerja. Memang menurut asumsi tersebut, hidup adalah untuk melakukan suatu pekerjaan dalam bentuk ekonomi modern, secara sosial, dan berdasarkan institusi politik. Namun jika hal itu diobjekan pada pengertian dari fisikal ke fisiologis, maka tergantung atas dalih-dalih yang digunakan–-dimana term "kerja" dalam ilmu panas (thermodynamics) secara umum tidak sama seperti term "kerja" dalam maslah upah perburuhan.
Contoh dari kerja adalah penting untuk menggambarkan beberapa issu yang keluar dari falsafah energi, yang secara secara genealogis berasal dari sumber-sumbernya. Perhitungan bentuk energi fisik sebagai besar digambarkan dengan kebiasaaan yang muncul dari teori-teori pemikiran atas penyelesaian masalah ditemukan pada awal abad ke 19.
Ini adalah titik poin yang mungkin berguna pada poin lain yang memperbandingkan hubungan antara kemunculan konsep energi fisika dan perspektif fisiologis. Perbedaan antara keduanya mungkin lebih difokuskan pada perbedaan konsep keduanya yang tentang "panas". Dalam keterangan fisika, panas merupakan tanda atas hilangnya hilangnya kerja—yang tidak dapat diwujudkan dalam gerakan—sementara bagi mereka yang menggunakan tradisi fisiologis, panas diidentikkan dengan hidup. Bagi salah satunya, memaksimalkan panas adalah meminimalkan kerja, sedangkan bagi yang lain itu berarti memaksimalkan hidup.
Perbedaan antara tradisi fisika dan fisiologis mungkin bisa digambarkan dari penafsiran mereka atas kunci konsep Leibniz, yaitu vis vita; kekuatan hidup. Ini adalah sebuah konsep yang tidak hanya digunakan oleh para ilmuwan kontemporer, melainkan juga oleh para pendukung penemuan konsep energi, seperti Helmholtz, Thompson dan Maxwell.
Dalam tradisi fisika, berarti sebuah kekuatan yang cenderung bergerak, dan pengurangan atau kerugian kekuatan merupakan panas. Sedangkan dalam tradisi fisiologis, vis vita adalah kekuatan utama, yang menggerakkan materi dengan adanya panas tersebut. Hal ini selalu dijaga dan tak pernah musnah.
Adapun Newton menyatakan, saat ia ditanya, bahwa objek akan berpindah di bawah kondisi yang gawat oleh tekanan yang berbeda kekuatan–vis vita–kekuatan yang melekat kemudian diarahkan. Newton memaknai ini semua dengan perlawanan terhadap kekuatan, ia juga menyatakan bahwa vis vita sama dengan gerakan kekuatan yang aktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar